Fakta Hubungan Persahabatan Pemerintahan Indonesia Dengan Korea Utara

Fakta Hubungan Persahabatan Pemerintahan Indonesia Dengan Korea Utara – Indonesia menyatakan akan terus meningkatkan hubungan bilateral dan kerja sama di berbagai bidang dengan Korea Utara.

Pernyataan itu disampaikan Duta Besar RI untuk Korea Utara Berlian Napitupulu dalam resepsi diplomatik dalam rangka Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia di Taedonggang Diplomatic Club Pyongyang.

Dia mengatakan Indonesia dan Korea Utara memiliki dasar hubungan sejarah yang sangat kuat sejak kunjungan Presiden Soekarno ke Pyongyang pada 1964 dan kunjungan Presiden Kim Il Sung ke Indonesia setahun kemudian. https://www.mustangcontracting.com/

Hubungan persahabatan kedua negara terus berlanjut dengan pertemuan Presiden Megawati dengan Chairman Kim Jong Il di Pyongyang pada 2002 dan 2006 serta pertukaran kunjungan para pemimpin kedua negara selanjutnya.

”Untuk menjaga momentum hubungan bersejarah tersebut dan mendorong peningkatan kerja sama kedua negara di masa mendatang, KBRI akan terus proaktif mempromosikan kerja sama di berbagai bidang,” kata Berlian.

Fakta Hubungan Persahabatan Pemerintahan Indonesia Dengan Korea Utara

Kerja sama itu a.l. pertukaran tim olahraga, misi kebudayaan, pelajar/ahli, pengajaran bahasa Indonesia, pemutaran film, dan promosi kuliner/demo masakan Indonesia, serta pertukaran satwa antara orangutan dan harimau Korea yang diharapkan dapat menjadi simbol baru bagi persahabatan kedua negara, selain bunga Kimilsungia.

KBRI juga akan terus mendorong promosi hubungan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan a.l. melalui pameran dagang musim semi dan musim gugur, pertemuan bisnis, dan melalui Gerai Produk Indonesia yang dibangun sejak September di KBRI Pyongyang.

Di samping itu, KBRI sudah membangun Galeri Budaya dan Pariwisata Indonesia di KBRI pada Agustus.

Berlian mengatakan, tidak hanya pada tataran bilateral, Indonesia juga turut aktif dalam forum internasional. Indonesia mengikuti dengan seksama perkembangan terakhir di Semenanjung Korea.

“Kami sampaikan harapan agar semua pihak terkait dapat mencapai kesepakatan dan masalah Semenjanjung Korea dapat segera diselesaikan secara damai,” ujarnya.

Berlian menuturkan momentum perayaan resepsi kali ini mempunyai makna khusus, karena Indonesia baru saja berhasil menyelenggarakan proses pemilihan umum yang paling rumit dalam sejarah Indonesia. Pemilih yang berjumlah 190 juta orang harus memilih calon presiden dan wakil presiden, anggota parlemen tingkat nasional dan daerah, serta senator secara serentak dalam satu hari di 810.000 bilik suara di 7201 kelurahan dan 514 kota/kabupaten.

Setelah melalui proses yang cukup rumit, Presiden Joko Widodo terpilih kembali dan dilantik pada 20 Oktober 2019 yang diikuti dengan pembentukan Kabinet Indonesia Maju 23 Oktober.

Tamu kehormatan dari Korut, Pak Kyong Il, menyatakan Korut senantiasa menjunjung tinggi hubungan tradisional kedua negara yang telah dibangun oleh Presiden Soekarno dan Presiden Kim Il Sung serta mengembangkan dan memperkuat hubungan bilateral dalam berbagai bidang.

Dia juga menyampaikan ucapan selamat atas peringatan HUT ke-74 RI dan mengapresiasi capaian-capaian Indonesia dalam pembangunan di bidang ekonomi dan politik selamat 74 tahun ini.

Kembali ke beberapa dekade lalu, kamu mungkin tak percaya jika masyarakat Indonesia selalu menghormati Korea Utara.

Ya, ada sederet bukti kejadian tentang bagaimana harmonisnya hubungan dua negara ini. Misalnya relasi mesra antara Sang Putra Fajar dengan Kim Il Sung yang merupakan moyang dari Kim Jong Un, pria paling dibenci di dunia.

Terlepas dari betapa tidak sukanya kita terhadap mereka, tak bisa ditampik jika Indonesia sejatinya sangat pro dan bersahabat dengan Korea Utara. Berikut beberapa jejak rukunnya hubungan kedua negara ini.

1. Hubungan Soekarno dan Kim Il Sung Sangat Istimewa

Sejak dulu Korea Utara selalu mendapatkan pertentangan dunia, terkait dengan paham ideologi mereka yang komunis itu. Namun Indonesia tak memandang ini sebagai sebuah tembok besar yang menghalangi dua negara untuk menjalin pertemanan. Hingga akhirnya, Presiden Soekarno untuk pertama kalinya mengunjungi Korea Utara di tahun 1964.

Sambutan kepada Presiden ternyata bagus dan apresiatif. Bahkan Kim Il Sung juga membalas kunjungan ini bersama anaknya Kim Jong Il di bulan April tahun 1965. Kehadiran mereka berdua kala itu, sekaligus untuk mengikuti peringatan 10 tahun KAA pertama yang diadakan pada tahun 1955 di Bandung. Di KAA pertama itu, Soekarno memberikan wadah bagi Korut untuk bisa berkiprah di dunia Internasional.

2. Kim Il Sung dan Bunga Anggrek Khusus Miliknya

Ada sebuah cerita unik dan berkesan bagi Korea Utara saat lawatannya ke Indonesia di tahun 1965 itu. Setelah menghadiri perayaan KAA, Presiden Soekarno mengajak Kim Il Sung untuk berjalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Lalu sebuah peristiwa bersejarah terjadi, saat itu Kim Il Sung tengah berulang tahun dan Bung Karno dengan manisnya memberikan bunga anggrek sebagai hadiah.

Bunga anggrek ini jadi pengikat persahabatan Indonesia dan Korut hingga hari ini.

Bukan bunga anggrek biasa, tapi ini yang sudah disilangkan khusus dan hanya satu-satunya. Bunga ini diberikan kepada Kim setelah sebelumnya dinamai Dendrobium Kimilsungia. Momen ini pun akhirnya menjadi perayaan nasional di Korea Utara. Setiap tahunnya, di bulan April, masyarakat Korut tak pernah absen untuk merayakan Festival Kimilsungia guna mengenang Kim Il Sung dan persahabatannya dengan Soekarno.

3. Indonesia dan Korea Utara Berhubungan Aktif Hingga Hari ini

Fakta Hubungan Persahabatan Pemerintahan Indonesia Dengan Korea Utara

Dengan perlakukan isolasi yang diterimanya, nyaris hanya sedikit sekali negara yang punya hubungan bilateral dengan Korea Utara. Apalagi prakarsa isolasinya sendiri adalah negara-negara barat termasuk Amerika yang punya pengaruh besar. Meskipun demikian, nyatanya hal tersebut tak pernah menghalangi hubungan antara Indonesia dan Korea Utara.

Anak-anak Korut ini menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk menghormati hari kemerdekaan Indonesia [Image Source]

Anak-anak Korut ini menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk menghormati hari kemerdekaan Indonesia [Image Source]

Sampai saat ini kedua negara tetap saling aktif mendukung. Hal tesebut dibuktikan dengan ditugaskannya perwakilan masing-masing negara untuk menjadi duta besar. Tak hanya itu saja, selepas Bung Karno mengunjungi Korut di tahun 1964, berturut-turut presiden setelahnya seperti Megawati dan juga Susilo Bambang Yudhoyono kerap melakukan kunjungan ke Korut dalam rangka mempererat hubungan persahabatan. Sebaliknya, sudah bolak balik perwakilan Korut juga mendatangi Indonesia dalam rangka kerja sama.

4. Publik Indonesia Sejatinya Menyukai Korea Utara

Kami pernah mengulas alasan kenapa Kim Jong Un patut dipuji, dan respon netizen ternyata cukup bagus. Hampir mayoritas menyetujui hal tersebut. Hal ini bisa disimpulkan jika meskipun stigma tentang Korut atau Kim Jong Un jelek, namun masyarakat kita sejatinya juga menaruh hormat terhadap mereka.

Fakta masyarakat Indonesia yang menyukai Kim Jong Un ini juga makin jelas dengan bukti polling dari BBC World Service Poll tahun 2013 lalu. Sebanyak hampir 42 persen penduduk Indonesia memandang positif terhadap Korut. Sisanya 22 persen punya pandangan lain.

5. Yayasan Soekarno Beri Penghargaan Kepada Kim Jong Un

Jika Bung Karno memberikan anggrek spesial kepada Kim Il Sung, maka Rachmawati Soekarnoputri juga melakukan hal yang sama. Bedanya ini bukan bunga dan tentunya apresiasi ini bukan diberikan kepada Kim Il Sung yang sudah meninggal. Rachmawati memberikan sebuah award kepada Kim Jong Un lantaran tokoh nyentrik ini masih sangat konsisten dalam melawan imperialisme barat.

 “Kim Jong Un terbukti secara konsisten tetap melaksanakan jalan pikiran pemimpin besar mereka, yaitu Kim Il Sung, yakni melawan imperialise,” begitu ungkap Rachmawati yang juga merupakan ketua Yayasan Pendidikan Soekarno. Anak ketiga Presiden Soekarno ini juga mengatakan jika apa yang dilakukan Kim sejalan dengan pikiran ayahnya yang juga menentang neo kolonialisme dan imperialisme.

Inilah faktanya, kita mungkin tidak menyukai Korut dengan segala kontroversi yang mereka miliki. Namun, jika ditilik dari sejarah, Indonesia ibarat sahabat baik bagi Korea Utara. Bahkan Bapak Bangsa kita juga sangat menaruh hormat kepada pemimpin Korut. Namun pada akhirnya ini dikembalikan lagi kepara masyarakat. Setiap orang punya hak untuk suka atau tidak suka, cinta atau benci terhadap segala sesuatu. Termasuk dalam hal ini Korea Utara dan para pemimpinnya.